IJAZAHDZIKIR TAREKAT SAMMANIYAH OLEH ABAH GURU SEKUMPUL. RUMAH-MUSLIMIN.COM - Amalan ini diberi nama Dzikir Tarekat Sammaniyah. Ijazah ini diberikan langsung oleh Abah Guru Sekumpul. dimana manfaat membaca dzikir ini yaitu agar dapat mati dalam keadaan Husnul Khotimah dan masuk surga tanpa hisab. Guru Sekumpul || TENTANG DZIKIR THORIQOH SAMMANIYAH ||#gurusekumpul#thoriqoh#tarekat#sammaniyah#syekhsamman#twentyninechanne Ditausiyahnya Abah Guru Sekumpul menyampaikan tentang amalan sebelum tidur, abah sekumpul juga menyampaikan bahwa jika kita bermimpi . Ijazah Dzikir Tarekat Sammaniyah oleh Abah Guru Sekumpul. Februari 16, 2022. Arti dan Makna Laisa Kamitslihi Syai'un. Januari 11, 2022. GuruSekumpul mengajarkan Tarekat Sammaniyah. Monday, 3 Ramadhan 1443 / 04 April 2022 TarekatSammaniyah. Guru Fansuri mengambil sanad dan ijazah dari Habib Mahmud al-Aydrus Martapura dari Syekh Muhammad Zaini (Abah Guru Sekumpul) dari Syekh Syarwani Abdan Bangil dari Syekh Ali bin Abdullah al-Banjari dari Syekh Zainuddin Sumbawi dari Syekh Nawawi bin Umar al-Bantani dari Syekh Sihabudin al-Banjari dari Syekh Muhammad Arsyad bin createroulette wheel##sanabb5/ Link Alternatif / Daftar adult jp / Login 305 ball slot link alternatif / sanabb2.com 4vmX. Pada kesempatan ini, ada baiknya kita mencoba menelisik peran Kyai Haji Muhammad Zaini Ghani bin Abdul Ghani bin H. Abdullah bin Mufti H. Muhammad Khalid bin Khalifah H. Hasanuddin bin Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, atau lebih populer dipanggil dengan sebutan Abah Guru Sekumpul, Mursyid Tarekat Sammaniyah, dalam memperbaharui religiusitas masyarakat Banjar. Walaupun mungkin tidak pada tataran konsep atau pemikiran tapi hanya pada tataran amaliyah atau praktek keagamaan. Humaidy Ibnu Sami, seorang Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin, memaparkan, setidaknya ada 5 pembaharuan religiusitas yang dilakukan Abah Guru Sekumpul. Pertama, beliau telah melakukan pembaharuan dalam bentuk membangkitkan kembali Mangaji Baduduk Majelis sebagai jenis pendidikan non formal yang hampir tenggelam karena diserbu oleh lembaga pendidikan formal dan semi-formal seperti pesantren, madrasah dan sekolah. Majelis pengajian di Sekumpul, Martapura yang massal dan kolosal, kemudian telah menjalar dan menumbuhkan banyak majlis di mana-mana bak cendawan berkembang di musim hujan. Majelis atau Mangaji Baduduk kembali digandrungi oleh masyarakat Banjar menyaingi lembaga-lembaga pendidikan formal dan semi-formal. Beliau sepertinya merevitalisasi Mangaji Baduduk yang pernah ditradisikan Datu Kalampayan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, di Kampung Dalam Pagar, Martapura. Kedua, beliau memperbaharui ritual sehabis setiap salat fardu seusai membaca wirid dan doa, yang asalnya berdiam merenung atau tafakkur diganti dengan membaca rabbighfirlii wa waalidayya 7 kali, Allahummaghfir lil mu’minin 10 kali, Ya Allahu biha 3 kali, laa ilaaha illallaah 3 kali, Muhammadarrasulullah Saw 1 kali, di tambah fi kulli lamhatin 3 kali, jazallah 3 kali dan Allaahumma baarik lii fil maut wa fiimaa ba’dal maut 3 kali. Kemudian, dalam shalat sunat Hajat, sehabis fatihah pada rakaat pertama beliau menganjurkan membaca Ayat Kursi dan pada rakaat kedua sehabis fatihah membaca Ayat Aamanar Rasul. Dahulu lazimnya yang dibaca sehabis fatihah adalah membaca surah Al-Kafirun 11 kali untuk raka’at pertama dan surah Al-Ikhlas 11 kali untuk rakaat kedua. Ketiga, beliau memperbaharui seni membaca Maulid Nabi Muhammad Saw. Jika sebelumnya orang bermaulid memakai Syaraful Anam, Barzanji karya Sayyid Ja’far Al-Barjanzi, Diba’i karya Syekh Abdurrahman Ad-Diba’i dan Al-Burdah karya Imam Busyiri, beliau menggesernya lebih membaca Simtudh Dhurar atau Al-Habsyi karya Habib Ali Al-Habsyi. Kebetulan beliau mempunyai suara merdu dan sangat pandai ilmu Arudl hingga beliau banyak melahirkan dan menciptakan lagu-lagu maulid yang asyik dan indah. Beliau juga, kemudian mengkombinasikan antara syair-syair Al-Habsyi dan Syaraful Anam, Barzanji, Diba’i dan Burdah hingga menjadi sangat menarik. Tidak salah, jika Emha Ainun Najib, Habib Syekh dan banyak lagi penyanyi qasidah meminjam dan meniru lagu beliau. Dengan modal suara beliau yang sangat bagus dan merdu maulid Al-Habsyi menjadi digemari. Bermunculan banyak kelompok maulid habsyi, di wilayah Kalimantan Selatan bahkan menular sampai ke provinsi Kalimantan yang lain. Bukan hanya sampai di situ, beliau juga yang pertama kali menghidupkan kembali pembacaan maulid diiringi dengan irama musik bahkan tidak hanya tepukan terbang dan gendang juga alat musik lain seperti mandolin, biola, gitar, akurdion, organ dan piano. Keempat, beliau juga memperbaharui Tarekat Sammaniyah dengan melakukan penyederhanaan doktrin dan tatacara bertarekat, tidak serumit yang tertera di dalam kitab Hidayatus Salikin dan Siyarus Salikin karya Syekh Abdussamad Al-Falembani. Dalam bai’ah masuk tarekat Sammaniyah bisa beliau lakukan secara massal dengan syarat mudah. Demikian juga, dalam memberikan ijazah bisa secara massal pula. Hanya seorang Mursyid yang berada pada maqam tertinggi dari tarekat Sammaniyah saja, yang memiliki otoritas dan wewenang menyelenggarakan baiat dan pemberian ijasah kepada murid-muridnya dengan sederhana. Kemudian, jumlah bacaan zikir untuk pemula atau awam yang biasanya 100 sampai 300 kali beliau ganti cukup 73 kali saja. Lalu, irama gerakan kepala ketika berzikir saat membaca la kepala berada di sebelah kiri dan saat illallah kepala dihentak ke sebelah kanan beliau silahkan ganti bagaimana enaknya saja. Di tangan beliau, masuk tarekat menjadi sangat mudah, sederhana dan tidak memberatkan sama sekali. Kelima, beliau juga memperbaharui pembacaan Manaqib Syekh Samman yang dahulunya sepi hanya dibaca setahun sekali dan dihadiri hanya sedikit orang menjadi sangat ramai dan dibaca hampir setiap bulan bahkan ada yang mingguan. Saat beliau hidup dan berada di Sekumpul, setiap tahun beliau menghauli Syekh Samman dengan acara besar-besaran bahkan menjadi semacam pertemuan rutin jamaah tarekat Sammaniyah sedunia. Karena saat itu berdatangan mursyid-mursyid tarekat Sammaniyah dari berbagai daerah Nusantara dan dari berbagai belahan negara muslim di dunia. Di sana waktu itu, acara intinya adalah pembacaan Manaqib Syekh Samman di tengah ribuan jamaah. Di bawah ini adalah ebook tentang dzikir-dzikir dan Amalan Tarekat Sammaniyah yang diijazahkan secara umum oleh Abah Guru Sekumpul dan kami himpun Pasulukan Loka Gandasasmita menjadi sebuah ebook. Silahkan didownload atau sekedar dibaca secara online di sini Download JAKARTA - Guru Sekumpul juga piawai menulis. Beberapa karyanya ditulis dengan memakai aksara Arab Melayu. Untuk menyebutkan sejumlah buah tangannya, yakni 1 Manaqib Wali Allah Ta’ala Syekh Muhammad bin Abdul Karim al-Qadiry al-Hasani as-Samman al-Madani; 2 Al-Risalah al-Nuraniyyah fi Syarhi al-Tawassulat al-Sammaniyah; dan 3 Al-Imdad fi Aurad Ahl al-Widad. Selain itu, dia juga mengajarkan buku-buku yang ditulis para pengarang dari beragam fokus keilmuan Islam. Sebut saja Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali, Kitab Sifat 20 karya Utsman bin Abdullah bin al-Alawi, Al-’lmu An-Nabras fi at-Tanbih ’Ala Manhaj al-Akyasi karangan Sayyid Abdullah bin Alawi bin Hasan Al-Athas; serta Tanbih al-Mughtarin oleh Abdul Wahab Asy-Sya'rani. Melalui buku yang tersebut belakangan itu, Guru Sekumpul mengajarkan pentingnya meniru akhlak generasi emas yang dekat dengan zaman Rasulullah SAW. Di antaranya adalah keteguhan meyakini Alquran dan Sunnah, baik dalam perkataan maupun perbuatan; berserah diri kepada Allah; serta ikhlas dalam berilmu dan beramal. Hal lain yang dianjurkannya adalah tekad untuk berhijrah kepada kondisi yang lebih baik; meninggalkan perbuatan munafik karena Allah; bersabar atas ujian; bersemangat ibadah; sedikit tertawa dan sering-sering mengingat kematian dzikrul maut; banyak takut kepada Allah; merenungi makna kematian; serta berhati-hati wara terhadap dunia dan syahwat. Di Kalimantan Selatan, Guru Sekumpul masyhur sebagai pengajar tarekat Sammaniyah. Aliran salik ini didirikan Muhammad bin Abdul Karim, sosok dari awal abad ke-18 yang lahir di Madinah. Beberapa sumber menyebutkan, tokoh yang membawa tarekat ini ke Banjar adalah Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, kendati itu bukan satu-satunya tarekat yang diperkenalkannya kepada masyarakat setempat. Salah satu fokus dalam aliran ini adalah pentingnya berzikir kepada Allah. Di Martapura dan sekitarnya, Guru Sekumpul mengajarkan tarekat Sammaniyah kepada para muridnya, setidaknya mulai semarak sejak 1994. Sanad yang disambungkan dia berasal pula dari Syekh Muhammad Arsyad disarikan Ahmad Zakki Mubarak, Guru Sekumpul memiliki sejumlah pengikut dalam kajian tarekat ini. Di antaranya adalah KH M Syukeri Unus Amuntai, KH Sofyan Noor bin H Ahmad Sya'rani, KH Syamsuri bin H Muhrid, dan KH Munawar Gazali. Sejak 1970-an, pengajian-pengajian yang digelar Guru Sekumpul memang menjabarkan tarekat Sammaniyah. Kegiatan ini dilaksanakan setiap pagi Rabu, Kamis dan Ahad, serta pada malam Rabu, Sabtu dan Minggu. Para pesertanya dapat mencapai jumlah 2000 orang. Mereka kebanyakan terdiri atas laki-laki dan sisanya perempuan pada malam Rabu ketika pengajian khusus kaum hawa dihelat. Masih menurut riset Mubarak, para pengikut tarekat Sammaniyah di pengajian Guru Sekumpul mengaku terinsipirasi. Mereka menyebutkan, ajaran-ajaran sang guru dapat memberikan kesadaran diri serta menambah kecintaan terhadap ilmu-ilmu agama. Pengajian ini juga menjadi wahana untuk mengembangkan ajaran Islam di tengah masyarakat, khususnya Kalimantan Selatan. Materi-materi yang disampaikan berkaitan dengan persoalan kehidupan masyarakat sehari-hari, termasuk di antaranya ihwal akidah, tauhid, fiqih, akhlak, tasawuf, dan tafsir. sumber Pusat Data RepublikaBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini

dzikir tarekat sammaniyah guru sekumpul